PENGERTIAN PARADIGMA POSITIVISME
Paradigma positivisme adalah satu-satunya paradigma yang
diterapkan untuk menyatakan kesahihan ilmu pengetahuan. Maka dari itu segala
sesuatu yang dinyatakan oleh para ilmuwan dapat dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan jika mengikuti paradigma tersebut. Suatu pernyataan dapat dikatakan
ilmu pengetahuan apabila kebenarannya dapat dibuktikan secara empiris.
Aliran positivisme walaupun dalam beberapa segi mengandung
beberapa kebaruan namun sebenarnya ia tidak benar-benar baru, karena sebelumnya
telah berkembang paham empirisme yang dalam beberapa segi memiliki kesamaan
dengannya dimana keduanya sama-sama memberikan tekanan pada pengalaman. Hanya
saja paham positivisme membatasi pengalaman pada hal-hal objektif saja
sementara paham empirisme menerima pengalaman subjektif atau batiniah. (F.Budi
Hardiman, 2003 : 54).
PENGERTIAN PARADIGMA ANTI-POSITIVISME
Paradigma
antipositivisme atau subjetivisme terbagi
lagi ke dalam 2 (dua) aliran pemikiran:
·
Interpretif
(interpretivism)
·
Teori
kritis (critical theory)
Perbedaan utama di antara kedua aliran pemikiran tsb terletak pada misi
dari suatupenelitian. Bagi teori kritis,
hasil penelitian harus dapat digunakan untuk membangkitkan (emansipasi) kesadaran akan realitas ketidakadilan/ketidakseimbangan,
sehingga ada keinginan untuk memberdayakan diri.
PERBEDAAN PARADIGMA POSITIVIME DENGAN
ANTI-POSITIVISME
Di atas telah dikemukakan bagaimana pemahaman tentang
‘obyektifitas telah memun-culkan dua kelompok besar pemikiran dalam ilmu
sosial. Kelompok pemikiran yang pertama sering dikelompokkan dalam kelompok
paradigma positifis, sementara kelompok yang kedua dikelompokkan dalam kelompok
paradigma anti positifis. Dua kelompok ini mewakili dua tradisi besar dalam
diskursus ilmu sosial, yang perdebatannya masih berlangsung sampai sekarang.
Dalam kelompok paradigma positifis, realitas sosial ‘ada di
luar sana’ dan bisa ditangkap keberadaan fisiknya, sehingga bisa diobservasi.
Sementara di sisi yang lain kelompok paradigma anti-positifis memandang bahwa
realitas sosial muncul dalam kesadaran manusia, bersifat nyata tetapi tidak
selalu memiliki keberadaan fisik yang bisa ditangkap, meskipun bisa dirasakan.
0 comments:
Post a Comment