Wednesday 17 October 2012

DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN DESA JATIADI KECAMATAN GENDING KABUPATEN PROBOLINGGO


DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
DESA JATIADI KECAMATAN GENDING KABUPATEN PROBOLINGGO
Desa Jatiadi adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. Desa ini terletak di bagian tengah dari kabupaten Probolinggo, dan juga desa ini terbilang dekat dengan pantai, jarak pantai ke desa ini sekitar 1 km, jadi letak desa ini terletak di dataran rendah. Desa Jatiadi merupakan desa yang jumlah penduduknya sekarang masih dalam posisi sedang. Desa ini juga merupakan desa yang terbesar ke-2 di Kecamatan Gending. Secara geografi, desa ini terbilang lumayan panas dan lumayan dingin kalau musim panas bahkan tidak jarang pula sering banjir, meskipun banjirnya tidak sebegitu parah.
Dalam bidang pertanian di Desa Jatiadi banyak beragam dinamika, dimulai dari sistem pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, dan pemanenan hasil pertaniannya. Petani dalam penanamannya di Desa Jatiadi sangat beragam jenisnya, oleh petani tersebut dalam menanam jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Biasanya petani di Desa ini dalam musim hujan mereka kebanyakan menanam Padi, Bawang Merah, Bayam, dan banyak lagi yang lainnya. Biasanya petani menanam ditepian sawah ditanami dengan berbagai sayuran, seperti kacang panjang, ketela pohon, dan lain sebagainya. Dalam musim kemarau Petani di Desa Jatiadi sekitar 70% – 80%  menanam jenis tanaman yang tahan terhadap air misalnya, Cabai, Terong, Tembakau, Timun, dan masih banyak yang lainnya. Di Desa ini jenis tanaman yang berkualitas dalam pemasarannya adalah Bawang Merah. Penyaluran hasil pertanian tersebut sudah terbilang sangat lancar karena pemborang hasil pertanian yang ada di Desa ini sudah masuk kedalam pelosok.
Pada tahun 1990 ke bawah cara pengelolahan tanah masih terbilang sangat sederhana seperti menggunakan cangkul, garpu, dan dalam membajak sawah masih menggunakan tenaga hewan seperti sapi dan kerbau. Dalam sistem merawat lahan pertanian pada zaman tersebut masih menggunakan pupuk yang alami seperti halnya menggunakan kotoran ayam, kerbau, sapi, dan Kompos. Pada tahun 1990 ke atas para petani sudah sedikit mengenal dengan teknologi, sehingga para petani mengolah tanah dengan menggunakan traktor (pembajak sawah dengan menggunakan mesin), tetapi pada saat itu mesin traktor masih terbilang minim atau terbatas, sehingga masih diselingi dengan menggunakan alat tradisional, mesin traktor tersebut sudah mulai berproduksi dengan maksimal pada tahun 2000 sampai sekarang meskipun ada yang menggunakan alat tradisional yang  hanya bertujuan untuk merapikan.
Sistem pemanenan dari hasil pertanian yang ada di Desa Jatiadi masih sederhana, meskipun ada sedikit perubahan. Perubahan tersebut misalnya pada pemanenan hasil padi yang dulunya melepas biji padi pada batangnya menggunakan Ganden (benda tumpul terbuat dari batang pohon bambu) sekarang ada sedikit perubahan yaitu menggunakan sistem giling (yaitu melepas biji padi dengan dimasukkan ke dalam alatnya yang berisi duri-duri paku), sistem giling ini masih terbilang sederhana karena memutarkan penggilingnya masih menggunakan tenaga manusia. Dengan adanya sistem penggilingan ini cara melepas biji padi lebih mudah dan lebih cepat.
Dinamika kebudayaan yang ada di Desa Jatiadi dulunya itu sekitar tahun 1970 ada banyak kegiatan yang menjurus kepada sistem kebudayaan yang asli seperti biasanya dalam acara hajatan ada acara Layar Tancap, Wayang, Ketoprak, Ludruk, dan masih banyak yang lainnya. Tetapi pada zaman global sekarang ini kebudayaan tersebut sudah mulai berkurang bahkan sebagian sudah tidak pernah di publikasikan lagi. Perubahan tersebut digantikan dengan Orkes Dangdut, Konser, dan lain sebagainya.
 Dinamika masyarakat desa ini ditinjau dari segi ekonomi yaitu dahulu lahan pekerjaannya sebagian besar sebagai petani, tetapi sekarang kebanyakan warga setempat yang para pemuda merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan yang lebih baik menurut mereka. Mereka lebih berminat menjadi buruh pabrik dibandingkan menjadi petani, sehingga sekarang di Desa Jatiadi mayoritas para pemuda merantau dan bekerja menjadi buruh pabrik.

0 comments:

Post a Comment